Anggota Komisi XI DPR RI Marwan Cik Asan. ANTARA/HO-DPR RI
Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi XI DPR RI Marwan Cik Asan mengingatkan bahwa kelas menengah merupakan pilar utama perekonomian nasional dan fondasi untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
"Kelas menengah bukan sekadar kelompok masyarakat yang menikmati taraf hidup lebih baik, melainkan pilar utama perekonomian nasional," kata Marwan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa,.
Marwan juga menyebut kelas menengah sebagai motor penggerak konsumsi, kontributor terbesar penerimaan pajak, serta penggerak stabilitas ekonomi di Indonesia.
Menurut dia, peran kelas menengah tidak bisa diremehkan karena konsumsi rumah tangganya menyumbang lebih dari 50 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Bahkan, kata Marwan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kelompok menengah dan hampir menengah sama-sama menyumbang lebih dari 80 persen total konsumsi rumah tangga nasional.
"Artinya, setiap penguatan atau pelemahan daya beli kelas menengah akan berdampak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi," ujarnya.
Namun pendapatan kelompok kelas menengah tidak tumbuh secepat kebutuhan hidup seperti biaya pendidikan, kesehatan, dan perumahan yang terus meningkat dalam dua tahun terakhir.
Baca juga: Komisi XI DPR – Pemerintah sepakati asumsi makro dan postur RAPBN 2026
Menurutnya, jumlah kelas menengah Indonesia mengalami penurunan, sementara kelompok rentan menengah terus bertambah saat ini.
Berdasarkan data Bank Dunia, mobilitas sosial ke atas mulai melambat. Hal ini, menurut Marwan, bisa menjauhkan harapan terwujudnya Indonesia Emas 2045.
"Jika tren ini dibiarkan, target Indonesia Emas 2045 akan semakin jauh dari harapan," ucapnya.
Oleh karena itu, menurut dia, menjaga daya beli kelas menengah bukan hanya upaya menjaga konsumsi jangka pendek, melainkan juga langkah strategis untuk masa depan.
Ia mengatakan setiap uang yang dibelanjakan oleh kelas menengah memiliki efek pengganda yang besar karena menciptakan permintaan di sektor riil, memperkuat industri domestik, dan membuka lapangan kerja.
"Dengan kata lain, daya beli kelas menengah adalah energi yang menjaga mesin ekonomi tetap hidup dan bertenaga," tuturnya.
Marwan menegaskan Indonesia membutuhkan kelas menengah yang bukan sekadar bertahan, tetapi tumbuh, bergerak naik, dan menjadi motor penggerak ekonomi yang inklusif.
"Itulah komitmen yang harus kita kawal bersama, demi masa depan bangsa yang lebih kuat, adil, dan sejahtera," kata Marwan.
Baca juga: Komisi XI DPR: Target pemerintah soal ekonomi harus realistis-terukur
Baca juga: Komisi XI apresiasi BI turunkan suku bunga
Baca juga: Komisi XI: Ekonomi tumbuh 5,12 persen bukti stabilitas era Prabowo
Pewarta: Fianda Sjofjan RassatEditor: Laode Masrafi Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.